Loading

Sabtu, 15 Juni 2013

DAMPAK PAKAIAN KETAT TERHADAP KESEHATAN


Latar Belakang
Pakaian merupakan kebutuhan pokok manusia selain makanan dan tempat berteduh/tempat tinggal (rumah).Manusia membutuhkan pakaian untuk melindungi dan  menutup dirinya. Namun seiring dengan perkembangan kehidupan manusia, pakaian juga digunakan sebagai simbol status, jabatan, ataupun kedudukan seseorang yang  memakainya. Perkembangan dan jenis-jenis pakaian tergantung pada adat-istiadat,  kebiasaan, dan budaya yang memiliki ciri khas masing-masing. Pakaian juga meningkatkan  keamanan selama kegiatan berbahaya seperti hiking dan memasak, dengan memberikan  penghalang antara kulit dan lingkungan. Pakaian juga memberikan  penghalang higienis, menjaga toksin dari badan dan membatasi penularan kuman. Salah satu tujuan utama dari pakaian adalah untuk menjaga pemakainya merasa nyaman. Dalam iklim panas busana menyediakan perlindungan dari terbakar sinar matahari atau berbagai dampak lainnya, sedangkan di iklim dingin sifat insulasi termal umumnya lebih penting.
Pakaian melindungi bagian tubuh yang tidak terlihat.  Pakaian bertindak sebagai perlindungan dari unsur-unsur yang merusak, termasuk hujansalju dan angin atau kondisi cuaca lainnya, serta dari matahari. Pakaian juga mengurangi  tingkat risiko selama kegiatan, seperti bekerja atau olahraga. Pakaian kadang-kadang dipakai sebagai perlindungan dari bahaya lingkungan tertentu, seperti seranggabahan kimiaberbahaya, senjata, dan kontak dengan zat abrasif. Sebaliknya, pakaian dapat melindungi lingkungan dari pemakai pakaian, seperti memakai masker.
Banyak kalangan remaja yang lebih memilih menggunakan celana ketat dari pada celana yang lebih longgar, hal ini disebabkan karena  penggunaannya yang sangat praktis, cocok untuk berbagai macam atasan.
Apa dampak pakaian ketat bagi kesehatan?, bagaimana cara pencegahan atau mengurangi penggunaan pakaian ketat ?. Kiranya dapat mencegah atau mengurangi penggunaan pakain ketat, dan pembaca dapat mengetahui dampak buruk pakaian ketat bagi kesehatan dan cara mencegahnya.

Dampak Pakaian Ketat Bagi Kesehetan Manusia
1. Paresthesia
Celana ketat sepinggul berpeluang menimbulkan penyakit
paresthesia. Istilah paresthesia sendiri, menurut Kamus Kedokteran Dorland,  berarti perasaan sakit atau abnormal seperti kesemutan, rasa panas seperti terbakar dan sejenisnya.
Gangguan saraf ringan itu terjadi karena  mereka suka sekali memakai celana ketat sebatas pinggul, setidaknya dalam enam bulan terakhir.
Paresthesia dikenali gejalanya berupa kesemutan yang lama-kelamaan berubah menjadi mati rasa. Kesemutan terjadi lantaran terganggunya  saraf tepi, yakni saraf yang berada di luar jaringan otak di sekujur tubuh. Umumnya karena tertekan, infeksi, maupun gangguan metabolisme.
2. Ancaman Jamur
Pada dasarnya semua jenis pakaian ketat berpotensi  menimbulkan tiga macam gangguan kulit baik itu sebatas pinggul maupun di atas pinggul.
Hal itu disebabkan masalah kelembaban yang memungkinkan jamur subur berkembang biak. Belakangan ini, pasien korban jamur yang berobat ke  Klinik Kulit dan Kelamin RSCM meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sepanjang tahun 2002, sekitar 35% pasien terbukti kena serangan jamur.  Usia mereka berkisar 15 – 45 tahun. Meski tak semuanya berhubungan dengan kebiasaan  berbusana, tetapi kecenderungan meningkatnya jamur sebagai sumber penyakit kulit mesti diwaspadai.
Idealnya, di negara tropis seperti Indonesia, pakaian  ketat atau terlalu tebal memang harusdihindari. Kulit menjadi kekurangan ruang untuk  “bernapas”, sementara cairan yang keluar dari dari tubuh cukup banyak. Akibatnya, permukaan  kulit menjadi lembab. Jika tak diimbangi busana yang tepat, jamur akan lebih mudah beranak pinak. Jenis jamur yang banyak ditemui adalah jamur panu (bercak putih, cokelat, atau kemerahan), jamur kurap dengan bintik menonjol gatal, serta
jamur kandida  yang basah dan gatal.
3. Berbekas Hitam
Sesuai namanya, gejala gatal dan beruntusan yang menjadi
trade mark sang  dermatitis  hanya muncul bila terjadi gesekan antara kulit dengan benda dari luar tubuh. Benda asing yang berpotensi gesek tinggi tidak hanya benda keras, semisal: perhiasan, jam tangan, atau ikat pinggang. Busana sehari-hari, jika terlalu ketat  menempel di tubuh, atau terbuat dan bahan berkontur kasar juga dapat memicu luka.
Celana ketat terutama berpengaruh pada kondisi kulit di sela-sela paha. Awalnya  mungkin cuma radang ringan. Tapi, kalau prosesnya berlangsung lama, bisa menimbulkan  bercak hitam di pangkal paha,” kata Kusmarinah Bramono”. Jika si pemilik tubuh insaf dan menjauhkan diri dari busana ketat, warna hitam tadi mungkin saja berkurang atau hilang sama sekali. Namun, Kusmarinah mengingatkan, proses menghilangkan noda hitam itu tak bisa dilakukan secepat membalik telapak tangan.
Jenis penyakit kulit lain yang biasa menghinggapi pemakai celana ketat adalah biduran atau kaligata. Bentuknya bentol-bentol mirip bekas gigitan ulat bulu. Tingkat keparahannya mulai bentol sebesar biji jagung hingga bibir bengkak.
Biduran bisa muncul di bagian tubuh mana pun. Berdasarkan pengamatan Kusmarinah, banyak pasien tidak menyadari, biduran dapat juga disebabkan oleh tekanan serta ketatnya pakaian.
4. Kanker Ganas Melanoma
Penelitian ilmiah kontemporer telah menemukan bahwasanya perempuan berpakaian tetapi ketat atau transparan, maka ia berpotensi mengalami berbagai penyakit kanker ganas melanoma di sekujur anggota tubuhnya yang terbuka. Majalah kedokteran Inggris melansir hasil penelitian ilmiah ini dengan mengutip beberapa fakta, diantaranya bahwasanya kanker ganas melanoma yang masih berusia dini akan semakin bertambah dan menyebar sampai ke kaki.
Penyakit ini disebabkan sengatan matahari yang mengandung
ultraviolet dalam waktu yang panjang di sekujur tubuh yang berpakaian ketat atau berpakaian pantai (yang biasa dipakai wanita ketika di pantai dan berjemur di sana). Penyakit ini mengenai seluruh tubuh dengan kadar yang berbeda-beda. Tanda-tanda penyakit ini muncul pertama kali adalah seperti bulatan berwarna hitam agak lebar. Terkadang berupa bulatan kecil saja, kebanyakan di daerah kaki atau betis, dan biasanya di daerah sekitar mata, kemudian menyebar ke seluruh bagian tubuh disertai pertumbuhan di daerah-daerah yang biasa terlihat, pertautan limpa (daerah di atas paha), dan menyerang darah, lalu menetap di hati serta merusaknya.
Terkadang juga menetap di sekujur tubuh, diantaranya: tulang, dan bagian dalam dada. Juga bagian perut karena adanya dua ginjal yang menyebabkan  air kencing berwarna hitam karena rusaknya ginjal akibat serangan penyakit kanker ganas ini.  Penyakit ini juga menyerang janin di dalam rahim ibu yang sedang mengandung. Orang yang menderita kanker ganas ini tidak akan hidup lama. Obat-obatan belum bisa mengobati
kanker ganas ini.
5. Kemandulan
Pakaian ketat dapat menyebabkan kemandulan pada wanita. Pada cuaca yang sangat dingin, pakaian ketat tidak berfungsi menjaga suhu tubuh dari serangan hawa dingin. Suhu yang terlalu dingin jelas dapat membahayakan kondisi rahim  (Al-Istanbuli, 2006).  
Darah terganggu, menyebabkan varises dan gangguan yang di akibatkan jenis pakaian ketat dalam jangka waktu yang lama adalah membuat bentuk tubuh  menjadi buruk dan merusak tulang punggung. Pakain ketat dan transparan tenyata sangat  berbahaya menurut majalah kedokteran di Inggris, pakaian ketat yang di kenakan dalam waktu panjang dapat menyebabkan Kanker Milanoma. Menurut penelitian ilmiah pakaian ketat yang dikenakan oleh wanita di terik matahari dalam waktu yang panjang, setelah beberapa tahun menyebabkan Kanker ganas milanoma pada usia dini . dan kaos kaki nilon yang mereka kenakan tidak sedikitpun bermanfaat didalam menjaga kaki  mereka dari kanker ganas tersebut.
Kanker Melanoma adalah kanker kulit yang sangat berbahaya, dan kanker ini biasanya di mulai dengan tanda hitam pada kulit, atau tahi lalat. Tahi lalat adalah kumpulan sel pigmen abnormal (melanosit ) yang muncul pada kulit
Dan penyakit ini terkadang mengenai seluruh tubuh dengan kadar yang berbeda-beda. Gejala dari kanker ini adalah munculnya bulatan berwarna  hitam agak lebar dan terkadang berupa bulatan kecil saja, pada daerah kaki atau betis, atau bisa disekitar mata kemudian menyebar ke seluruh bagian tubuh. Penyebaran bulatan ini  disertai pertumbuhan di daerah-daerah yang biasa terlihat, pertautan limpa (daerah di atas paha), menyerang darah, dan menetap di hati dan merusaknya.
Dalam beberapa kasus kanker milanoma juga menyerang  tulang, bagian dalam dada dan perut. Kanker ini juga menyerang ginjal, Jika ginjal sudah rusak air kencing akan berwarna hitam.  Janin juga tidak luput dari serangan kanker milanoma ini.Orang yang menderita kanker ganas ini tidak akan hidup lama, karena belum di temukan obat yang benar benar mampu menyembuhkan kanker ganas ini.
6. Mengganggu mobilitas usus
Penggunaan celana yang terlalu ketat dapat mengganggu mobilitas dari usus. Hal inilah yang membuat seseorang merasa tidak nyaman atau sakit pada perut setelah dua atau tiga jam setelah makan. Namun terkadang masyarakat tidak  menyadari bahwa kondisi tersebut disebabkan oleh penggunaan celana yang ketat.
7. Memicu pembekuan pembulu darah
Penggunaan pakaian ketat juga akan mengganggu gerakan tubuh yang dapat  memicu timbulnya pembekuan darah di dalam pembuluh darah, membuat aliran terganggu.
8. Mengganggu kesuburan wanita dan gangguan jamur di sekitar organ
Endometriosis (suatu gangguan yang sering mengakibatkan gangguan kesuburan pada wanita) diduga karena disebabkan kebiasaan seseorang yang selalu memakai pakaian ketat selama bertahun-tahun. Menggunakan pakaian ketat akan memicu sel-sel endometrium (selaput lendir rahim) untuk melarikan diri dari rongga rahim lalu berdiam di indung telur, sehingga kesehatan menjadi terganggu.
Bila hal ini dibiarkan terus menerus, maka akan menimbulkan gangguan jamur di sekitar organ intim wanita. Bila sudah menimbulkan jamur, maka dapat dipastikan seorang wanita akan mengalami berbagai gangguan.
Perlu diketahui bahwa jamur itu sangat suka  suasana lembab. ia akan tumbuh subur. Jika menggunakan celana ketat jeans maka daerah lipatanya akan menjadi lembab apalagi jika dipakai seharian itulah salah satu yang menjadi munculnya keputihan
9. Memperburuk kualitas sperma dan menyebabkan kemandulan
Berdasarkan penelitian bahwa penggunaan pakaian ketat menyebabkan penurunan kualitas sperma yaitu  jumlah sperma yang biasanya 60 juta per mililiter kini turun drastis hingga ke angka 20 juta per mililiter. Setelah dilakukan penelitian  mendalam ternyata masalahnya masih terjadi pada skrotum lapisan yang melindungi penis. Suhu yang tidak normal pada
skrotum karena sering ditekan oleh celana jeans ketat bisa berakibat buruk pada kualitas sperma karena tumpukan keringat yang tidak bisa keluar disekitar penis tentu akan menimbulkan jamur yang akan meningkatkan suhu testis dalam produksi sperma.
Kurang lebih sama saja dengan wanita, penggunaan celana ketat bisa menimbulkan ‘kekurangan udara’ terutama kepada
organ vital.Umumnya suhu udara yang kondusif untuk organ vital normalnya sampai 36,5 derajat celcius, namun saat memakai celana ketat, suhu udarapun naik menjadi 37 derajat celcius.  Kondisi yang panas ini sangat berbahaya buat sperma. Sebuah penelitian membuktikannya  dengan mengambil sampel pria yang suka mengenakan celana ketat. Jumlah sperma yang diproduksi biasanya 60 juta permilimiter, dengan menggunakan celana ketat jumlah sperma turun drastis sepertiganya, yakni 20 juta permililiter.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Ternyata masalahnya terletak pada skrotum. Suhu yang tidak normal pada skrotum karena celana jeans ketat  bisa berakibat buruk pada kualitas sperma loh sobat kenapa? karena tumpukan keringat yang tidak bisa keluar di sekitar Organ vital. Ini akan menimbulkan jamur yang akan meningkatkan suhu testis dalam produksi sperma, dan bila diteruskan akan menjadi gatal dan akan menjalar ke bagian
buah zakar.
Ujung-ujungnya pun akhirnya terletak pada kesuburan kalian, walaupun secara genetik kamu termasuk keturunan yang subur, tetapi dengan kebiasaan penggunaan celana jeans ketat bisa menurunkan kualitas kesuburan!
10. Menyebabkan pingsan 
Mungkin terdengar ekstrim tapi hal ini sering dialami  oleh beberapa wanita. Meski  korset  sudah tidak popular lagi, pakaian sejenis itu dapat mengurangi pemakainya mengembangkan paru-parunya dan hal ini akan mengakibatkan nafas terasa berat. Selain itu, akan memperkecil  oksigen yang masuk ke dalam tubuh. Kategori pakaian seperti ini termasuk pakaian dalam pernikahan, bustier, dan spandek
11. Menaikkan asam lambung 
Terlalu ketat juga akan menyebabkan naiknya cairan asam lambung karena tekanan yang terlalu besar pada perut. Hal ini dapat meningkatkan tekanan di daerah abdominal yang akan menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan
12. Pakaian Ketat menurut Agama (Islam)
Memakai pakaian yang ketat dan sesak tidak  dianjurkan (makruh) baik dari sudut pandang syari’ah maupun dari sudut pandang kesehatan. Ada sebagian jenis baju ketat membuat orang yang mengenakannya sulit melakukan sujud. Jika baju seperti ini menyebabkan si pemakai sukar mengerjakan shalat atau bahkan  menyebabkan dia meninggalkan shalat, maka jelas hukum memakai baju seperti ini adalah haram.
Asy-Syaikh al Albaniy berkata bahwa celana ketat itu mendatangkan dua macam musibahMusibah pertama, bahwa orang yang memakainya menyerupai orang-orang kafir. Sedangkan Kaum Muslim memang memakai celana, akan tetapi model celana yang lebar dan longgar. Model seperti ini masih banyak  dipakai di daerah Suriah dan Libanon. Ummat Islam baru mengenal celana ketat setelah  mereka dijajah bangsa eropa. Pengaruh buruk itulah yang diwariskan oleh kaum penjajah  kepada ummat Islam. Akan tetapi karena kebodohan dan ketololan ummat Islam sendiri,  Mereka mengambil tradisi buruk tersebut.
Musibah kedua, celana ketat menyebabkan bentuk aurat terlihat dengan jelas. Memang benar bahwa aurat pria adalah anggota badan antara pusar dan lutut. Namun seorang hamba yang sedang melakukan shalat dituntut untuk berbuat lebih dari ketentuan yang telah ditetapkan oleh syariat (dalam masalah busana ini,  lihat Al Qur’an Surah 7:31). Tidak pantas dia melakukan maksiat kepada Allah subhanahu wa ta’ala ketika sedang sujud bersimpuh di hadapan-Nya. Ketika dia mengenakan celana ketat, maka kedua pantatnya akan terbentuk dengan jelas. Bahkan lebih dari itu, bagian tubuh yang membelah keduanya juga terlihat nyata !
Bagaimana seorang hamba melakukan shalat dan menghadap
Rabb Semesta Alam dalam keadaan seperti ini ?! Yang lebih aneh lagi adalah  mayoritas pemuda Muslim biasanya menentang keras apabila kaum wanita Muslimah  memakai baju ketat. Alasan mereka bahwa baju ketat  yang dipakai wanita bisa menunjukkan bentuk tubuhnya secara jelas. Akan tetapi pemuda ini lupa akan dirinya sendiri. Dia tidak sadar  bahwa dia telah mengerjakan suatu hal yang dia sendiri membencinya.
Jika demikian, tidak ada bedanya antara wanita yang memakai baju ketat sehingga terlihat lekuk tubuhnya dengan pria yang memakai celana  ketat (jeans dan semacamnya-pen-) sehingga terlihat bentuk kedua pantatnya. Ketika pantat pria dan wanita dianggap sebagai aurat, maka hal menggunakan baju ketat bagi mereka itu sama saja hukumnya, yakni dilarang. Sebenarnya para pemuda wajib menyadari musibah yang telah melanda mayoritas mereka.
Rasulullah SAW telah melarang kaum pria shalat  dengan memakai celana tanpa gamis (kemeja). Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Daud  dan al Hakim. Sanad hadits ini sendiri berkualitas hasan. Lihat Shahiih al Jaami’ al  Shaghiir nomor 6830 dan juga diriwayatkan oleh al Thahawiy dalam Syarh Ma’aaniy al Atsaar (I/382).
Adapun jika model celana yang dikenakan  ketika shalat tidak ketat dan berukuran longgar, maka sah shalat yang dikerjakan. Yang lebih  baik adalah dirangkap dengan gamis yang bisa menutup anggota tubuh antara pusar dan lutut.  Akan tetapi lebih baik lagi apabila panjang gamis itu sampai setengah betis atau sampai  mata kaki (asalkan tidak sampai menutupi mata kaki –pen). Hal seperti ini adalah cara menutup aurat yang paling sempurna (mungkin pakaian seperti ini di daerah kita agak sukar didapatkan di pasaran, namun cukup banyak sarung yang bisa menggantikan fungsinya –pen-). (Al Fataawaa I/69, tulisan Syaikh ‘Abdul Aziz bin ‘Abdullah bin Baz).
Dengan latar belakang inilah Komite Tetap Pembahasan Masalah ‘Ilmiyyah dan fatwa Saudi Arabia (semacam MUI di Indonesia -pen-)  menjawab pertanyaan mengenai hukum Islam tentang shalat memakai celana. Jawaban yang dirumuskan adalah sebagai berikut: “Jika pakaian tersebut tidak menyebabkan aurat terbentuk dengan jelas, karena modelnya longgar dan tidak bersifat transparan sehingga anggota aurat tidak bisa dilihat dari arah belakang, maka boleh dipakai ketika shalat. Namun  apabila busana itu terbuat dari bahan yang tipis sehingga memungkinkan aurat yang memakai dilihat dari belakang, maka shalat yang dikerjakan batal hukumnya. Jika sifat busana yang dipakai hanya mempertajam atau memperjelas bentuk aurat saja, maka makruh  mengenakan busana tersebut ketika shalat. Terkecuali jika tidak ada busana lain yang dapat dikenakan.
13.    Cara Mengurangi Atau Mencegah Seorang Memakai Pakaian Ketat yang Berdampak Buruk Bagi Kesehatan
Setiap manusia tentunya ketika mengetahui akibat dari penggunaan pakaian ketat akan mulai sadar dan mengurangi pemakaian pakaiaan ketat. Selain itu, mengurangi produksi pakaiaan ketat juga bisa menjadi salah satu cara yang tepat.
Pemahaman sejak dini dari orang tua sangat  berperan dalam memberikan pendidikan dalam berpakaian sehingga sejak kecil anak dapat memahami dampaknnya bagi kesehatan.
Petugas kesehatan mempunyai perananan  yang penting dalam pencegahan penggunaan pakaian ketat ini dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat terutama masyarakat di perkotaan.
14.  Kesimpulan 
Pakaian merupakan kebutuhan pokok manusia selain  makanan dan tempat berteduh/tempat tinggal (rumah). Manusia membutuhkan pakaian  untuk melindungi dan menutup dirinya. Namun seiring dengan perkembangan kehidupan  manusia, pakaian juga digunakan sebagai simbol status, jabatan, ataupun kedudukan seseorang yang memakainya. Pakaian juga dapat berpengaruh buruk bagi kesehatan pemakainya,  sehingga dalam memilih pakaian yang digunakan harus cermat, seperti memilih pakaian yang tidak terlalu ketat bagi tubuh, agamapun melarang.
15.  Saran 
Sebagai individu yang berperan dalam kesehatan masyarakat, pemahaman akan masalah-masalah yang sering terjadi sesuai dengan perkembangan zaman  sangat penting dalam memecahkan permasalahan kesehatan masyarakat.

Sabtu, 08 Juni 2013

Berat Badan Ibu yang Rendah di Trimester Kedua atau Ketiga Meningkatkan Risiko Keterlambatan Pertumbuhan Intrauterin

Low Maternal Weight Gain in the Second or Third Trimester Increases the Risk for Intrauterine Growth Retardation

Richard S. Strauss dan William H. Dietz
+ Afiliasi Penulis

Abstrak

Berat badan ibu yang rendah selama kehamilan telah disarankan sebagai penyebab retardasi pertumbuhan intrauterin (IUGR). Namun, kenaikan berat badan kehamilan dan pertumbuhan janin sangat bervariasi selama kehamilan. Kami meneliti hubungan antara berat badan ibu pada trimester individu terhadap risiko IUGR pada 10.696 perempuan yang terdaftar dalam Collaborative Perinatal Project Nasional (NCPP) dan Kesehatan Anak dan Studi Pembangunan (CHDS). Berat badan rendah didefinisikan sebagai <-0.1 kg / minggu untuk trimester pertama dan <0,3 kg / minggu untuk trimester kedua dan ketiga. IUGR didefinisikan sebagai berat lahir <2500 g pada bayi penuh panjang. Berat badan rendah pada trimester pertama tidak dikaitkan dengan peningkatan risiko IUGR. Setelah mengendalikan faktor pembaur (tinggi ibu, indeks massa tubuh, paritas, ras, toksemia, diabetes), berat badan rendah pada trimester kedua dikaitkan dengan risiko relatif IUGR 1,8 (1,3-2,6) pada kelompok NCPP dan 2,6 (1,6-4,1) dalam kelompok CHDS. Demikian pula, berat badan rendah pada trimester ketiga dikaitkan dengan risiko relatif IUGR dari 1,7 (1,3-2,3) pada kelompok NCPP dan 2,5 (1,7-3,8) dalam kelompok CHDS. Setelah mengoreksi kenaikan berat badan pada trimester lain, peningkatan risiko ini tetap. Peningkatan risiko IUGR diamati dengan berat badan trimester kedua dan ketiga rendah di seluruh spektrum indeks massa tubuh ibu. Risiko kenaikan berat badan rendah pada trimester kedua atau ketiga secara signifikan lebih rendah pada remaja dan secara signifikan lebih besar pada wanita gemuk dan wanita berusia 35 y atau lebih. Berat badan rendah baik pada trimester kedua atau ketiga dikaitkan dengan risiko lebih besar secara signifikan hambatan pertumbuhan dalam kandungan dalam dua kelompok yang berbeda. Kami menyimpulkan bahwa peningkatan kesadaran berat badan ibu pada kehamilan pertengahan dan akhir sangat penting untuk mengidentifikasi bayi beresiko untuk IUGR.

(Diana Agustin)

Kualitas Diet di Masa Kanak-kanak Secara Prospektif Terkait dengan Waktu Pubertas tapi tidak dengan Komposisi Tubuh di Awal Pubertas

Diet Quality in Childhood Is Prospectively Associated with the Timing of Puberty but Not with Body Composition at Puberty Onset

Guo Cheng, Steffi Gerlach, Lars Libuda, Sibylle Kranz, Anke LB Gunther, Nadina Karaolis-Danckert, Anja Kroke, dan Anette E. Buyken
+ Afiliasi Penulis

Abstrak

Kami memeriksa apakah kualitas diet anak-anak yang sehat sebelum percepatan pertumbuhan pubertas dikaitkan dengan usia dan komposisi tubuh pada masa pubertas awal. Analisis regresi multivariat dilakukan dengan menggunakan data dari 222 Dortmund Gizi dan antropometri peserta studi longitudinal Dirancang (usia rata ± SD pada awal: 7,4 ± 1,3 y) dengan 3-d ditimbang catatan diet dan data antropometri pada awal, yaitu kunjungan 2 dan 3 y sebelum timbulnya percepatan pertumbuhan pubertas [didefinisikan sebagai usia take-off (ATO)]. Kualitas diet pada awal ditentukan dengan menggunakan nutrisi berbasis kepadatan nutrisi Quality Index (NQI) dan kelompok makanan dan Revisi Anak berbasis nutrisi yang Diet Indeks Kualitas (RC-DQI). Berdasarkan distribusi mereka, 3 NQI atau RC-DQI kategori diciptakan untuk menunjukkan rendah, sedang, dan kualitas diet lebih tinggi. Parameter menggambarkan komposisi tubuh pada ATO yang usia dan gender-spesifik Z-skor BMI, lemak mass/height2, dan mass/height2 bebas lemak. Anak-anak dengan kualitas diet rendah ditunjukkan oleh NQI skor rendah memasuki pubertas ~ 0,4 y lebih awal dari anak-anak dengan tinggi NQI skor {ATO dalam kategori rendah dan tinggi NQI adalah [rata-rata (95% CI)] 9.2 y (9,0-9,4), dan 9,6 y (9,4-9,9), disesuaikan untuk jenis kelamin, berat badan ibu, asupan energi dasar, dan IMT awal Z-score} (P-value = 0,02). Sebuah asosiasi serupa dari RC-DQI dengan ATO sebagian besar dijelaskan oleh asupan energi dasar. Data kami menunjukkan bahwa kualitas diet tidak independen terkait dengan komposisi tubuh di ATO. Anak-anak dengan kualitas diet yang lebih rendah menurut indeks berbasis kepadatan nutrisi muncul untuk memasuki pubertas pada usia lebih dini, terlepas dari komposisi tubuh prapubertas.

(Diana Agustin)

Menopause Dini (Hot Flashes): Sebuah Tinjauan Fisiologi dan Biosociocultural Perspektif pada Metode Penilaian

Menopausal Hot Flashes: A Review of Physiology and Biosociocultural Perspective on Methods of Assessment

Fredi Kronenberg
+ Afiliasi Penulis

Hot flashes terus menjadi masalah menyusahkan bagi wanita menopause di seluruh dunia. Setelah> 50 y penelitian, kita masih tidak memahami etiologi dan mekanisme hot flashes, kami juga tidak tahu bagaimana estrogen, pengobatan farmasi besar, bekerja untuk mengurangi hot flashes. Kami memperoleh wawasan kompleksitas sosial budaya yang dapat mempengaruhi bagaimana dan apakah wanita melaporkan hot flashes. Dan kami menjadi lebih canggih dalam alat penelitian kami (baik itu kuesioner, monitor fisiologis, atau teknik pencitraan otak). Aspek-aspek baru dari penelitian flash hot, termasuk neuroimaging dan studi polimorfisme genetik, bila dikombinasikan dengan cara-cara yang semakin bernuansa mengajukan pertanyaan populasi budaya yang berbeda, memberikan tantangan tetapi kaya kompleksitas dari mana pemahaman yang lebih baik akan muncul.


(Diana Agustin)

Efek hormonal kedelai pada Wanita premenopause dan Pria

Hormonal Effects of Soy in Premenopausal Women and Men
Mindy S. Kurzer
+ Afiliasi Penulis

Abstrak

Selama beberapa tahun terakhir, telah terjadi peningkatan minat dalam efek hormonal mungkin kedelai isoflavon kedelai dan konsumsi pada perempuan dan laki-laki. Konsumsi kedelai telah disarankan untuk mengerahkan potensi efek pencegahan kanker pada wanita premenopause, seperti peningkatan panjang siklus menstruasi dan jenis kelamin kadar globulin pengikat hormon dan tingkat estrogen menurun. Ada beberapa kekhawatiran bahwa konsumsi fitoestrogen mungkin memberi efek yang merugikan pada kesuburan pria, seperti tingkat testosteron dan menurunkan kualitas air mani. Penelitian pada wanita telah memberikan dukungan moderat untuk efek menguntungkan. Satu studi cross-sectional menunjukkan estrogen serum berbanding terbalik dikaitkan dengan asupan kedelai. Tujuh studi intervensi kedelai dikendalikan untuk fase siklus menstruasi. Studi ini diberikan 32-200 mg / d isoflavon dan umumnya menunjukkan penurunan pertengahan siklus gonadotropin plasma dan tren ke arah peningkatan panjang siklus menstruasi dan penurunan konsentrasi darah estradiol, progesteron dan hormon seks pengikat globulin-. Beberapa penelitian juga menunjukkan penurunan estrogen kemih dan peningkatan rasio kemih 2 - (OH) ke 16α-(OH) dan 2 - (OH) ke 4 - (OH) estrogen. Kedelai dan isoflavon konsumsi tampaknya tidak mempengaruhi endometrium pada wanita premenopause, meskipun ada efek estrogenik lemah dilaporkan dalam payudara. Dengan demikian, studi pada wanita sebagian besar telah konsisten dengan efek menguntungkan, meskipun besarnya efek cukup kecil dan signifikansi pasti. Hanya tiga studi intervensi melaporkan efek hormonal dari isoflavon kedelai pada pria. Studi-studi baru-baru ini pada pria soyfoods mengkonsumsi atau suplemen yang mengandung 40-70 mg / d isoflavon kedelai menunjukkan beberapa efek pada hormon plasma atau kualitas air mani. Data ini tidak mendukung kekhawatiran tentang efek pada hormon reproduksi dan kualitas air mani.

(Diana Agustin)

Jumat, 07 Juni 2013

Multivitamin Suplementasi Perempuan HIV-positif selama Kehamilan Mengurangi Hipertensi

Multivitamin Supplementation of HIV-Positive Women during Pregnancy Reduces Hypertension
Anwar T. Merchant, Gernard Msamanga, Eduardo Villamor, Elmar Saathoff, Megan O'Brien, Ellen Hertzmark, David J. Hunter, dan Wafaie W. Fawzi
+ Afiliasi Penulis

Abstrak

Hipertensi selama kehamilan meningkatkan keterbelakangan janin pertumbuhan, kelahiran prematur, dan kematian perinatal, namun penyebabnya masih belum jelas. Pada wanita yang terinfeksi HIV, kelahiran prematur tambahan meningkatkan risiko penularan HIV pada bayi. Stres oksidatif dan disfungsi sel endotel plasenta telah terlibat dalam pengembangan hipertensi selama kehamilan. Asupan vitamin dapat mengurangi stres oksidatif dan meningkatkan fungsi endotel. Oleh karena itu kami mengevaluasi efek multivitamin (20 mg tiamin, 20 mg riboflavin, 25 mg B-6, 50 mg B-12, 500 mg C, 30 mg E, dan 0,8 mg asam folat) dan vitamin A suplemen (30 mg β -karoten ditambah 5000 IU preformed vitamin A) dalam kaitannya dengan hipertensi selama kehamilan (tekanan darah sistolik ≥ 140 mm Hg atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg setiap saat selama kehamilan). Dalam double-blind, plasebo-terkontrol, acak, percobaan klinis, yang dilakukan antara 1078 perempuan Tanzania hamil yang HIV-positif, mereka yang menerima multivitamin adalah 38% lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan hipertensi selama kehamilan dibandingkan dengan mereka yang tidak [risiko relatif (RR) = 0,62, 95% CI 0,40-0,94, P = 0,03]. Tidak ada efek keseluruhan vitamin A pada hipertensi selama kehamilan (RR = 1,00, 95% CI 0,66-1,51, P = 0,98). Hipertensi selama kehamilan lebih mungkin pada wanita dengan dasar tekanan darah sistolik tinggi (> 120 vs ≤ 120 mm Hg) (RR = 6,02, 95% CI 2,59-13,97, P <0,001), dan mereka dengan lingkar lengan pertengahan atas lebih tinggi (RR = 1,12, 95% CI 1,04-1,19, P = 0,002). Mengambil multivitamin yang mengandung vitamin B, C, dan E selama kehamilan mungkin merupakan strategi murah dan efektif untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi.

(Diana Agustin)

Sejarah Gizi: Gizi Buruk, Infeksi dan Imunisasi

The History of Nutrition: Malnutrition, Infection and Immunity
Gerald T. Keusch
+ Afiliasi Penulis

abstrak

Hubungan antara status gizi dan sistem kekebalan tubuh telah menjadi topik penelitian untuk sebagian besar abad ke-20. Peningkatan dramatis dalam pemahaman kita tentang organisasi dari sistem kekebalan tubuh dan faktor-faktor yang mengatur fungsi kekebalan tubuh telah menunjukkan konkordansi yang luar biasa dan erat antara status gizi dan kekebalan inang. Laporan ini menelusuri meningkatnya kecanggihan pemahaman kita tentang hubungan ini dan dampaknya terhadap kerentanan terhadap infeksi melalui enam tahap untuk saat ini. Hubungan antara siklus gizi buruk, meningkatkan kerentanan terhadap penyakit menular, menyebabkan disfungsi imunologi dan tanggapan metabolik yang lebih mengubah status gizi dijelaskan dan, sedapat mungkin, terkait dengan mekanisme fisiologis. Selain itu, peran tertentu Nevin Scrimshaw dalam membimbing kemajuan selama masa lalu 50 y dibahas.

(Diana Agustin)

Selasa, 14 Mei 2013

Potensi Dampak Suplementasi Zat besi selama Remaja tentang Kedudukan Zat Besi pada Kehamilan


The Potential Impact of Iron Supplementation during Adolescence on Iron Status in Pregnancy


Sean R. Lynch
+ Afiliasi Penulis

abstrak

Anemia defisiensi besi (ADB) selama kehamilan dikaitkan dengan morbiditas yang signifikan bagi ibu dan bayi. Lebih dari 50% wanita hamil di negara berkembang menderita IDA. Hal ini juga umum di kalangan remaja perempuan karena percepatan pertumbuhan dan terjadinya peningkatan kebutuhan zat besi menstruasi. Wanita yang hamil selama atau segera setelah masa remaja cenderung untuk memasuki kehamilan dengan toko besi yang rendah atau tidak ada atau IDA. Suplementasi zat besi selama masa remaja merupakan salah satu strategi baru menganjurkan untuk meningkatkan keseimbangan zat besi pada kehamilan. Namun, persyaratan besi tertinggi di trimester kedua dan ketiga dan model yang dijelaskan di sini menunjukkan bahwa keseimbangan besi pada tahap ini lebih tergantung pada asupan yang memadai dari besi bioavailable dari pada ukuran toko besi pada saat pembuahan. Selanjutnya, meskipun suplementasi akan memperbaiki anemia dan meningkatkan simpanan zat besi pada anak perempuan, efek positif pada status zat besi akan sementara jika diet mereka tidak mengandung zat besi bioavailable memadai. Meskipun status zat besi pada awal kehamilan dapat ditingkatkan jika periode suplementasi berlanjut hingga waktu pembuahan, suplementasi sebelum kehamilan harus dipandang sebagai strategi tambahan untuk suplementasi selama trimester kedua dan ketiga.

(Diana Agustin)

Pendekatan gizi Toksisitas Akhir Kemoterapi ajuvan pada Pengidap Kanker Payudara


Nutritional Approaches to Late Toxicities of Adjuvant Chemotherapy in Breast Cancer Survivors

Edwin Batu * dan Angela DeMichele *
+ Afiliasi Penulis

Abstrak

Kemoterapi adjuvan kanker payudara mengurangi tingkat kekambuhan dan memperpanjang kelangsungan hidup pada biaya toksisitas akut dan kronis. Penderita kanker payudara yang telah menerima kemoterapi adjuvant mungkin menderita dari efek akhir dari kemoterapi termasuk gagal jantung kongestif, neuropati, menopause dini, dan osteoporosis. Pendekatan nutrisi untuk masalah ini berbeda dalam orientasi dan keberhasilan mereka. Studi pemulung radikal bebas untuk anthracycline-induced cardiomyopathy lahir dari mekanisme patogenetik diketahui kardiotoksisitas tetapi telah universal mengecewakan sejauh ini dalam uji klinis. Penerapan agen yang digunakan untuk neuropati diabetes menunjukkan bahwa evening primrose oil, asam α-lipoic, dan capsaicin mungkin semuanya memainkan peran dalam pilihan empiris yang tersedia untuk pasien dengan kemoterapi-induksi neuropati. Persiapan yang diturunkan dari tanaman termasuk black cohosh (Actaea racemosa), dong quai (Angelica sinensis), evening primrose (Oenothera biennis), dan semanggi merah (Trifolium kepura-puraan) yang digunakan oleh pasien yang mengalami hot flashes karena menopause dini meskipun kurangnya uji klinis Data menunjukkan baik keamanan atau keampuhan. Kalsium dan vitamin D secara luas diterima sebagai cara yang efektif untuk menghambat kehilangan tulang yang menyebabkan osteoporosis. Pendekatan nutrisi untuk efek akhir dari kemoterapi kanker payudara menawarkan prospek mencegah atau ameliorating gejala sisa ini pengobatan. Namun, kecuali untuk vitamin D dan kalsium untuk pencegahan keropos tulang, bukti klinis saat mendukung penggunaan agen gizi masih jarang.

(Diana Agustin)

Mengatur Panggung untuk Kesehatan dan Perkembangan Anak: Pencegahan Defisiensi Zat Besi di awal Masa Kanak-kanak


Setting the Stage for Child Health and Development: Prevention of Iron Deficiency in Early Infancy

Camila M. Chaparro *
+ Afiliasi Penulis

abstrak

Kekurangan zat besi diperkirakan yang paling umum di seluruh dunia dan kekurangan gizi sangat gigih di kalangan bayi dan anak-anak. Tingginya prevalensi anemia pada 6 - untuk anak 9-mo berusia menimbulkan kekhawatiran bahwa toko besi lahir pada beberapa bayi tidak memadai untuk mempertahankan pertumbuhan dan pembangunan melalui 6 bulan pertama kehidupan, dan faktor postnatal berkontribusi terhadap penurunan awal besi toko dan pengembangan anemia. Pada saat yang sama, ada kekhawatiran tentang efek negatif dari kelebihan zat besi pada bayi. Status zat besi ibu, berat badan bayi lahir dan usia kehamilan, serta waktu penjepitan tali pusat pada saat kelahiran semua berkontribusi terhadap pembentukan besi tubuh yang memadai jumlah saat lahir. Postnatal, praktik pemberian makan dan tingkat pertumbuhan adalah faktor yang akan mempengaruhi seberapa cepat besi kelahiran habis selama 6 bulan pertama kehidupan. Dalam kondisi di mana status zat besi ibu, berat lahir, usia kehamilan, dan penjepitan tali pusat waktu yang optimal, dan pemberian ASI eksklusif dipraktekkan, bayi harus memiliki toko besi yang cukup untuk pertama 6-8 mo kehidupan. Dalam kondisi optimal, bayi mungkin tidak mencapai tujuan ini dan mungkin perlu ditargetkan untuk suplementasi zat besi sebelum 6 bulan usia.

(Diana Agustin)

Mikronutrien dan Kandungan Mineral dalam Tulang Ibu, Janin dan Bayi Baru Lahir


Micronutrients and the Bone Mineral Content of the Mother, Fetus and Newborn


Ann Prentice
+ Afiliasi Penulis

Abstrak

Fluks dari primer pembentuk tulang mineral, kalsium, fosfor, magnesium dan seng, melalui plasenta dan melalui tempat ASI tuntutan besar pada perekonomian mineral ibu. Peningkatan konsumsi makanan, penyerapan gastrointestinal tinggi, penurunan ekskresi mineral dan mobilisasi jaringan toko beberapa strategi biologis yang mungkin untuk memenuhi persyaratan mineral tambahan. Makalah ini menyajikan tinjauan bukti pada sejauh mana strategi ini diterapkan dalam situasi manusia, mekanisme yang terjadi, keterbatasan yang ditetapkan oleh diet ibu dan status vitamin D dan kemungkinan konsekuensi untuk pertumbuhan bayi dan tulang kesehatan ibu. Pada kekuatan dari bukti saat ini tampak bahwa kehamilan dan menyusui berhubungan dengan perubahan adaptif fisiologis dalam metabolisme mineral yang independen terhadap pasokan mineral ibu dalam kisaran asupan makanan normal. Proses ini menyediakan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan janin dan produksi ASI tanpa memerlukan peningkatan asupan makanan ibu atau mengorbankan kesehatan tulang ibu dalam jangka panjang. Hal ini mungkin tidak berlaku untuk wanita hamil yang mineral intake atau paparan sinar matahari adalah marjinal. Sebagai kendaraan untuk mempromosikan pertumbuhan optimal dan kandungan mineral tulang bayi, suplementasi wanita menyusui dengan mineral atau vitamin D tidak mungkin untuk membuktikan efektif. Situasi di kehamilan kurang tertentu. Sampai penelitian lebih telah dilakukan, kasus pencegahan dapat dibuat untuk suplementasi ditargetkan ibu hamil yang memiliki asupan yang sangat rendah kalsium atau yang beresiko kekurangan vitamin D.

mineral tulang ASI laktasi mikronutrien kehamilan
Kalsium, fosfor, magnesium dan seng adalah pembentuk tulang mineral primer. Saat lahir bayi mengandung sekitar 20-30 g kalsium, fosfor 16 g, 750 mg magnesium dan 50 mg seng, dimana sekitar 98%, 80%, 60% dan 30%, masing-masing, dalam kerangka (1). Secara kuantitatif, periode terbesar pertumbuhan mineral janin berlangsung dari midgestation dan maksimal selama trimester ketiga. Misalnya, pertambahan janin kalsium meningkat dari sekitar 50 mg / d pada 20 minggu kehamilan hingga 330 mg / d pada 35 minggu, rata-rata sekitar 200 mg / d untuk trimester ketiga (2). Setelah melahirkan, pertambahan mineral yang menyertai pertumbuhan tulang dan somatik berlanjut, tingkat yang lebih tinggi pada bulan-bulan pertama dan melambat secara progresif dengan usia. Seluruh tubuh mineral tarif akresi Khas untuk bayi adalah 140 mg / d kalsium, 70 mg / d fosfor, 3 mg / d magnesium dan 0,4 mg / d seng (1).

Fluks mineral melalui plasenta dan melalui ASI harus cukup untuk cocok dengan tingkat pertambahan. Selain itu, pada anak pasokan mineral harus memenuhi persyaratan yang diberlakukan oleh penyerapan pencernaan tidak lengkap dan kerugian wajib. ASI mineral sekresi rata-rata sekitar 200 mg / d kalsium, 120 mg / d fosfor, 25 mg / d magnesium dan 1,6 mg / d seng pada puncak laktasi. Namun, ada variasi antar cukup besar dalam sekresi mineral. Untuk kalsium ini bisa sebanyak lima kali lipat. Hal ini disebabkan perbedaan di kedua konsentrasi kalsium ASI dan volume susu yang dikonsumsi oleh bayi, karena tidak ada hubungan antara dua (3). Variasi serupa cenderung untuk mineral lain. Konsentrasi keempat mineral dalam penurunan ASI setelah pertama 3-6 mo (4, 5) sehingga pasti dalam pasokan menurun mineral dari ASI selama masa bayi nanti.

Ada beberapa strategi biologis untuk memenuhi tuntutan tambahan yang hamil dan menyusui memaksakan pada perekonomian mineral ibu. Peningkatan asupan mineral satu; adaptasi fisiologis melalui penyerapan gastrointestinal tinggi, penurunan ekskresi mineral atau mobilisasi jaringan toko adalah hal lain. Bagian berikut meninjau sejauh mana terjadi adaptasi fisiologis selama reproduksi manusia dan pentingnya diet ibu dan status vitamin D pada pertumbuhan dan perkembangan tulang bayi dan kesehatan tulang ibu.

(Diana Agustin)